Liburan kok ke Perpustakaan



Minggu-minggu ini kampus gue mulai sepi. Sesepi hati ini. Gak ada lagi mahasiwa berkeliaran. Mahasiswanya udah pada pulang kampung setelah kelar uas. Gue sebenarnya gak terlalu peduli sih, wong gue gak ada yang kenal juga. Kan angkatan gue udah gak ada yang ngurusi uas. Tapi kalau liburan gini ya agak membawa bencana. Jadi minim pemandangan hijaber penyejuk mata.

Kalau masa liburan gini semuanya sepi. Dekanat sepi, perpustakaan sepi, WC juga sepi, cuma ada sebongkah eek yang lupa disiram owner-nya. Tapi ada satu yang gak sepi, taman di tengah kampus. Soalnya deket sinyal wifi. Dasar saus tartar, pada tuna wifi kalian semua. Jadi lemot kan gue download JKT48-nya.

Sebagai mahasiswa yang memasuki fase sakaratul maut dalam perkuliahan, perpustakaan jadi tempat yang cocok untuk mempersiapkan segala sesuatu demi tercapainya husnul khotimah. Masa liburan kayak gini jadi makanan empuk bagi gue. Gue bisa bebas cari buku, bebas memilih tempat duduk, dan bebas dari bau keringat para mahasiswa. Keringat beraroma tugas. Selain itu, di perpus lah tempat dimana kita, mahasiswa akhir, bertemu, berkumpul, bertukar cerita tentang persiapan menjemput 'ajal' kita.

Gue paling suka ke perpus kalau liburan atau weekend. Soalnya sepi. Kalau sepi kan jarang ada yang liat gue di perpus. Bukan apa-apa sih, kalau rame banyak yang liat gue mau ke perpus, nanti pasti banyak yang komentar yang nongol.


“ciye yang rajin ke perpus,”
“ciye mahasiswa banget,”
“ciye yang mau bayar denda karena telat ngembailin buku,”

Sebagai manusia yang gak haus pujian (halah), gue malah risih kalau banjir pujian gitu. Jadi alergi gitu rasanya. Haha. Sok banget ya gue. Sebenernya sih, nghindarin dari komentari miring kayak gini.
“ciye mahasiswa tua nongkrongnya di perpus.” Tuh kan komentarnya miring.

Gue suka berkhayal kalau suatu saat nanti, entah kapan itu, skripsi gue kelar. Gue lagi asik kipas-kipas skripsi di teras perpus. Teman sejawat lewat, menoleh, berhenti, lalu berkata,
 “gue gak pernah liat lo ke perpus tapi kok skripsi lo udah selesai aja?”

Komentar bernada heran tapi bermakna kagum. Bagi gue itu keren maksimal. Hehehe.
Lah katanya tadi gak haus pujian?
Iya, gak haus pujian, tapi haus kasih sayang. Tsaaaahh.

Bagi kalian yang baru terjun di dunia perperpustakaan, atau menaruh minat mengamati orang-orang di dalam perpus. Nih gue bantu buat mengetahui mahasiswa tua kalau di dalam perpus.

Ngenalin mahasiswa tua tuh gampang. Pas melangkah kaki masuk perpustakaan, lihat wajahnya. Kalau penuh kerutan, pipinya agak melorot, bermata panda, dan berpakaian lusuh. Itu mahasiswa tua. Mengabaikan penampilan. Karena mahasiswa tua gak mengejar cinta, tapi mengejar dosen.

nah mukanya kayak gini, positif mahasiswa tua

Pas cari tempat duduk, dia memilih tempat duduk di pojok, membuka laptop dengan lemas, kemudian menatap layar dengan tatapan kosong, nah itu mahasiswa tua lagi bingung soal revisian.
dilihatin doang, bingung mau diapain

Kalau ada mahasiswa di depan laptop lagi cengar-cengir sendiri, nah tuh mahasiswa baru atau pertengahan yang belum mengenal kejamnya dunia perskripsian.
belum ada beban

Silahkan mengamati, gue mau melanjutkan tatapan kosong ke laptop gue.
Liburan kok ke Perpustakaan Reviewed by Tomi Azami on 13:01 Rating: 5

2 comments:

  1. gaya bahasanya .. mirip raditya dika dkk ya . so far keren juga wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. amati tiru modifikasi, jarene sih gitu. makasih isqi. wekaweka

      Delete

mau main balik gimana wong alamatmu gak ada

All Rights Reserved by Tomi Azami © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by MasalahTechno

Contact Form

Name

Email *

Message *

Tomi Azami. Powered by Blogger.